AsiaCalling

Home Berita Malaysia Salah Menerjemahkan?

Salah Menerjemahkan?

E-mail Cetak PDF

Download Kalau Anda tertarik untuk bekerja di Kementerian Pertahanan Malaysia, Anda akan memerlukan sedikitnya satu “setelan baju ketat yang terbuat dari kulit musang”, dan pastikan Anda tidak memakai baju yang “mencolok mata”.

Frase-frase seperti ini dan berbagai frase lainnya, menjadi instruksi yang membingungkan seperti ditemukan dalam laman Kementerian Pertahanan versi bahasa  Inggris.

Terjemahan bahasa Inggris situs itu baru-baru ini dihapus, tapi ini memicu kontroversi soal penggunakan bahasa Inggris yang buruk di seantero negeri itu.

Ikuti ceritanya bersama Julia Yeow.


Di bagian yang berjudul “etika berpakaian” dalam laman Kementerian Pertahanan, ada daftar pakaian yang boleh dan tidak boleh dikenakan oleh para pegawai.

Situs ini diramaikan lagi dengan berbagai frase lucu dan memalukan dalam bahasa Inggris seperti “mencolok mata”, sebuah terjemahan langsung dari istilah bahasa Melayu untuk menyebut baju yang terlalu terbuka.

Linda Ng, direktur di satu institusi keuangan lokal kerap berurusan dengan Kementerian ini.  

Ia sering membuka situs kementerian tersebut.

“Saya merasa  malu, kalau keadaannya sudah begini. Apakah saya mesti menangis atau ketawa? Menurut saya Kementerian Pertahanan dan kementerian lainnya tidak pantas memakai standar bahasa Inggris yang mengerikan seperti ini. Sebagai contoh, pembantu saya saja yang berasal dari Kamboja lebih bagus bahasa Inggrisnya ketimbang bahasa Inggris yang dipakai departemen ini.”

Kementerian itu mengaku menggunakan jasa terjemahan gratis di internet dari Google.

“Kalau mereka menyalahkan Google, itu alasan yang sangat bodoh. Dengan uang puluhan milyar yang sudah disisihkan setiap tahunnya, orang akan berpikir mereka punya uang untuk membayar penerjemah profesional untuk menerjemahkan bahan-bahan itu dengan benar .”

Serangkaian kritik pun berdatangan supaya versi bahasa Inggris situs web ini dihapus.

Insiden ini menjadi bahan olokan di berbagai kedai kopi dan situs chat.

Para pengkritik mengatakan, masalah ini menyoroti betapa buruknya kemahiran berbahasa Inggris di Malaysia.

“Menurut saya akar masalahya adalah ketika sekolah-sekolah berbahasa Inggris dihapus pada tahun 1970.”

Noor Azimah Abdul Rahim adalah kepala organisasi pengawas pendidikan nasional Parent Action Group for Education.

Kelompok ini terdiri dari para orangtua Malaysia yang meminta supaya bahasa Inggris digunakan dalam pelajaran matematika dan IPA di sekolah.

Kelompok ini mengajukan sebuah memorandum kepada pemerintah setempat pada November lalu, yang menuntut dua pelajaran ini diajarkan dalam bahasa Inggris dan bukan bahasa Melayu.  

“Kalau mereka mengajar mata pelajaran IPA dan matematika dalam bahasa Melayu, kami akan kembali lagi ke zaman dulu, karena kami hanya belajar bahasa Inggris dalam mata pelajaran bahasa Inggris. Tingkat kemahiran bahasa Inggris tidak akan membaik.”

Malaysia merdeka dari Inggris pada tahun 1957, tapi mempertahankan banyak sekolah yang menggunakan bahasa Inggris yang didirikan oleh para misionaris.

Namun pada 1970, pemerintah mengganti sistem pendidikan dan menetapkan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional, sebagai bahasa utama yang sekarang ini digunakan di berbagai sekolah.

Pada 2003, pemerintah menyisihkan puluhan milyar rupiah untuk menerapkan kebijakan mengajarkan matematika dan IPA dalam bahasa Inggris.

Tapi tiga tahun lalu, mereka kembali lagi menggunakan bahasa Melayu.

Meski bahasa Melayu masih menjadi bahasa resmi, bahasa Inggris masih digunakan secara luas dalam bisnis, seperti di Nilufar, toko hewan peliharaan di Kuala Lumpur.

Toko ini dibuka beberapa bulan lalu, tapi pemilik toko bernama Ng China Sing mengatakan puluhan asisten toko sudah banyak yang datang dan pergi.

“Tingkat kemahiran bahasa Inggris anak-anak muda sangat rendah. Contohnya waktu mereka mengisi formulir pendaftaran karir, di kolom pasangan istri atau suami, mereka menuliskan nama orangtua mereka. Tentunya bahasa Inggris dan berdampak pada pencarian pegawai yang baik dalam toko saya.”

Menteri Pendidikan Malaysia baru-baru ini menyatakan, pemerintah akan terus menggunakan bahasa Melayu untuk mengajar IP dan matematika. Ini dilakukan setelah survey pemerintah menunjukkan kalau hanya 11 persen murid yang lebih suka jika kedua pelajaran ini diajarkan dalam bahasa Inggris.

Dan mulai tahun ini, pemerintah akan mendirikan satu Dewan Bahasa Inggris untuk menetapkan tolok ukur standar bahasa Inggris di Malaysia.

Tapi Noor Azimah dari Malaysia berpendapat, para pelajar harus diberikan pilihan bahasa apa yang ingin mereka gunakan.

Katanya, ini sudah jadi bagian dari menjadi warga dunia.

“Ini sudah jelas. Pertama, Anda harus berpikir secara global. Bahasa internasional yang paling sering digunakan adalah bahasa Inggris, dan Anda tidak bisa lepas  dari situ. Kalau Anda mau bersaing, Anda harus memakai dan belajar bahasa itu. Orang Malaysia harus didik dalam perantara  yang benar.”

Terakhir Diperbaharui ( Senin, 27 Februari 2012 11:05 )  

Add comment


Security code
Refresh

                 
  • Siaran Asia Calling Minggu ini

 Cina Bergerak ke Barat, Perhentian Pertama: Chongqing 20 tahun lalu, bekas pemimpin utama Cina, Deng Xiaoping, mengunjungi pantai tenggara negeri itu. Ia mengatakan kepada rakyatnya, juga dunia, bahwa Cina berkomitmen melakukan reformasi ekonomi. Sejak itu, buruh murah, akses pelabuhan yang mudah, dan investasi negara besar-besaran mengubah sejumlah kawasan pantai menjadi pusat industri yang berkembang. Seiring naiknya biaya buruh, Beijing mengalihkan investasinya ke tempat lain: ke daerah Barat yang terpencil. Rebecca Valli mengunjuni Chongqing, kota metropolitan bintang program ‘Go West’.

Terancamnya Hutan Amazon Kamboja: 200 ribu hektar Hutan Prey Lang yang terpencil bisa dibilang sebagai hutan Amazon-nya Kamboja. Hutan itu merupakan rumah bagi masyarakat adat Kouy. “Prey Lang” sendiri artinya “hutan kami”. Tahun lalu, Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, menyetujui perkebunan karet seluas sembilan ribu hektar, padahal statusnya daerah yang dilindungi. Kesepakatan itu bagian dari inisiatif bisnis bersama antara Kamboja dan Vietnam, yang disebut-sebut bakal memperbaiki kesejahteraan penduduk lokal. Tapi sebuah investigasi baru-baru ini mengungkapkan adanya kesepakatan kotor antara perusahaan dan penduduk desa dan luasnya pembalakan liar di hutan itu. Borin Noun bergabung dengan tim investigasi itu di hutan utuh terbesar di semenanjung Indocina

These stories and much more this week

on Asia Calling:

Your Window on Asia